The Next Chapter

merupakan curahan hati, filosophi, dan pemikiran ku...

Jumat, 12 Desember 2008

2 processor 2 sensor




(PS)2

2 processors, 2 sensors

Tuhan pencipta makhluknya Yang Maha Adil, dengan segala kelebihan dan kekurangan makhluk ciptaan-Nya semua diciptakan dengan kondisi yang adil. Keadilan Tuhan sering kali terlihat tidak adil di mata manusia modern yang lebih mementingkan urusan dunawi daripada urusan surgawi.

Ada pernyataan yang mengatakan jika kita akan beribadah maka beribadahlah segera dengan khusyuk seperti kita akan mati besok, tapi jika kita akan bekerja maka bekerjalah dengan sungguh-sungguh seperti kita akan hidup selamanya. Tapi manusia masih sering memilih untuk focus pada satu hal sehingga manusia modern lebih memilih mencari harat sehingga sering bermain “sikut-sikutan” demi mencari sesuap nasi, tak peduli lagi halal atau tidak. Atau dengan golongan yang focus pada ibadahnya sehingga lupa akan perkembangan jaman sehingga sering tercipta golongan yang radikal yang tidak bisa bertoleransi dan mengingatkan dengan cara yang sopan sehingga terjadilah aliran-aliran sesat sampai serangan teroris yang mengatakan aksi mereka untuk menegakkan ajaran suatu agama.

2 processors, 2 sensors merupakan bentuk keadilan tuhan saat menciptakan manusia. 2 processors, 2 sensors ini juga yang membedakan manusia dengan makhluk ciptaan-Nya yang lain. Tapi manusia lebih sering memakai 1 processor, 2 sensors sehingga terjadi ketidak seimbangan dalam hidup manusia.

(S)2

2 sensors

Eko teringat perkataan dosen eko yang juga dosen pembibing pertama eko. Beliau berkata bahwa dalam satu kali proses pengeringan akan terjadi dua buah macam energi panas, yaitu energi panas yang sensible dan yang laten. Dimana yang sensible ini merupakan energi yang dibutuhkan untuk memanaskan BHP (Bahan Hasil Pertanian). Indikator dari energi ini adalah perubahan suhu yang terjadi baik dalam ruangan pengeringan ataupun panas yang terserap oleh bahan. Energi panas ini dapat diukur dengan persamaan


Energi panas laten merupakan energi yang dapat merubah fase dari BHP yang dikeringkan. Energi panas laten ini tidak dapat diindikatorkan dengan perubahan suhu pada BHP, tapi dengan panas ini dapat mengubah kanduangan air dalam bahan yang mempunyai fase cair menjadi fase gas sehingga air dalam BHP dapat keluar akibat perbedaan tekanan uap air (relative humidity) antara udara panas yang dialirkan pada BHP dengan tekanan uap air (Rh) pada BHP sendiri. Proses ini berlangsung hingga terjadi keseimbangan Rh antara uadara pengering dengan kadar air dalam BHP. Lambang dari proses tersebut adalah hfg(Atau konstanta sudatu BHP yang dapat berubah dari air (fluid) menjadi gas (gases)) Energi panas laten ini dapat dihitung dengan persamaan:

Dalam diri manusia mempunyai 2 sensor yaitu yang sensible dan yang laten. Sekarang ini manusia lebih sering bilang bahwa sensor dalam diri manusia itu hanya yang sensible atau sering disebut dengan panca indra, jika tidak percaya dapat dicek dibuku-buku IPA dari SD hingga SMA pada bagian yang membahas panca indra. Tapi tidak pernah ada sekalipun dari buku-buku tersebut menyebutkan sensor yang laten padahal sensor inilah yang penting bagi hidup manusia yang dapat merubah manusia menjadi baik atau jahat tanpa sepengetahuan manusia itu sendiri dan sering kali menjadi pengendalai dari sensor yang sensible. Sensor laten ini memang tidak dapat diatur oleh manusia tapi dapat dikendalikan dengan iman. Sensor laten ini berupa salah satu bagian dari hati manusia. Eko sendiri masih tidak tahu dibagian mana sensor itu terletak. Dalam masa modern sensor ini disebut dengan “perasaan”, banyak manusia yang mengungkapkan perasaannya pada sesuatu hal tanpa mengetahui bahwa yang mereka ungkapan itu merupakan hasil proses dari processor 1 bukan dari processor 2. Daripada itu hasilnya terjadi perceraian, perselingkuhan, ingkar akan janji untuk tidak korupsi dalam suatu institusi, kriminalitas, KDRT, dan masih banyak lagi.

(P)2

2 processors

Setelah mengetahui sensor apa saja yang dimiliki manusia maka perlu diketahuik juga sebenarnya ada dua buah processor atau dua buah pengolah data dalam diri manusia. Tapi kembali lagi ke dalam buku-buku IPA yang mengatakan bahwa otak manusia adalah perangkat untuk mengolah data-data yang didapat dari sensor-sensor panca indra atau perangkat yang dapat memberi perintah sesuai keinginan tubuh manusia tersebut kepada seluruh bagian tubuh manusia itu sendiri. Tapi tidak pernah membahas sebenarnya ada satu lagi perangkat yang manjadi pusat berfikir pada diri manusia yaitu hati, tepatnya dekat dengan sensor yang laten dan pada salah satu bagian didalam hati manusia.

Processor 2 ini yang sering diabaikan oleh manusia dalam mengambil keputusan, sehingga menjadikan sensor laten tidak berfungsi. Kondisi dan tuntutan lingkungan dimana manusia berada yang menuntut kerasionalan pada setiap urusan membuat processor 2 dan sensor laten tidak bekerja dan terlupakan sehingga fungsi kerjanya digantikan oleh processor 1 (otak) dan sensor sensible.

Seperti yang eko tangkap dari seorang trainer ESQ bahwa dalam lingkaran pemodelan yang diciptakan oleh Ari Ginanjar bahwa pusat dari segala pikiran pengolahan data adalah ada dalam lingkaran jiwa atau dalam bahasa inggrisnya disebut dengan Soul, bukannya otak atau pikiran yang dalam bahasa inggris disebut dengan Mind. Pemikiran itu ada pada lingkaran yang kedua dan jiwa itu ada pada lingkaran terdalam sedangkan yang terluar adalah tubuh kita atau sensor sensible. Mungkin ada pertanyaan di lingkaran mana sensor laten ini berada. Sensor laten ini berada disetiap lingkaran tersebut.Karena sensor ini tidak dapat diindikatorkan dengan sesuatu yang nyata tapi hanya dapat dirasakan dan sensor laten akan diolah oleh processor 2 yang kemudian hasilnya akan mempengaruhi hasil dari pengolahan data pada processor 1. Data tersebut didapat dari sensor sensible.

Seperti yang dikatakan oleh dosen pembibing eko jika suatu pekerjaan tidak dilakukan dengan hati maka pekerjaan tersebut tidak akan maksimal seperti contohnya penulisan tugas akhir, banyak mahasiswa yang mengerjakannya tidak dengan hati tapi hanya dengan pikiran bahwa tugas tersebut adalah beban yang diberikan oleh institusi pendidikan tertentu. Maka dari pada itu banyak kesalahan ketik, ketidak sinambungan antara isi dengan topic yang diajukan, banyak hal yang tidak diketahui oleh mahasiswa sehingga saat bimbingan atau sidang “dibantai” (“dibantai” adalah istilah yang sangat menyeramkan bagi mahasiswa tingkat akhir di Fakultasku), dan yang paling parah adalah copy-paste serta dibumbuhi sedikit editing dari skripsi yang sudah ada.

Jika manusia bisa mengkombinasikan proses 2 processors, 2 sensors maka segala bentuk kriminalitas dalam bentuk apapun akan hilang dan dunia akan damai walaupun hidup dalam keheterogenan. Tapi keharmonisan ini tidak pernah akan bisa dicapai oleh manusia bisa tapi manusia biasa akan berusaha mengkombinasikannya dengan ilmu-ilmu yang mereka dapatkan baik dari bangku sekolah ataupun saat manusia merenungi hidup mereka. Keharmonisan dalam mengkombinasikan 2 processors, 2 sensors hanya orang-orang pilihan Tuhan,jika dalam islam disebut dengan Rosul dan Nabi atau diagama-agama lainnya yang dianggap sebagai wakli Tuhan mereka yang diturunkan ke dunia yang fana ini.